Aku menantangmu wahai perempuan
aku menantangmu untuk lepas dari prasangkamu
yang kau tulis dalam puisipuisi feminis
namun penuh hujatan kepada kelelakian
aku percaya padamu hai betina
aku percaya kau penuh kelembutan
tidak liar dan meledakledak
saat rayuanku mengungkap hasratku
aku senang meniduri kepasrahanmu itu pasti
dan bukankah semua perempuan juga menikmati
penyerahan dirinya
menyerah pasrah dalam buaian lelaki
yang menyamankan hati
lantas untuk apa kau rutuki lelaki
tidak semua lelaki mengumbar nafsu
dan memaksa perempuan tunduk di ujung kaki
aku tidak ingin memperkosamu
ini harga diriku
dan juga harga dirimu
cintai aku maka kuberikan duniaku untukmu
10022012, Utara Jakarta
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus